MENGATASI FENOMENA GUNUNG ES KASUS HIV-AIDS DI MASYARAKAT, RSPAL dr. RAMELAN SELENGGARAKAN PELATIHAN PITC HIV BAGI TENAGA KESEHATAN
Fenomena gunung es ditengah lautan pada kasus HIV/AIDS di masyarakat, menuntut tim kesehatan RSPAL dr. Ramelan secara umum dan khususnya Tim Medik HIV/AIDS untuk memikirkan bagaimana cara mencegah penularan dan penanggulanagan kasus HIV/AIDS. Oleh karena itu, RSPAL dr. Ramelan menyelenggarakan Pelatihan PITC (Provider Initiated Test Counselling) HIV/AIDS bagi tenaga kesehatan yang dilaksanakan di Ruang Diklat RSPAL dr. Ramelan, Surabaya. Rabu,(30/03/2022).
Pelatihan PITC HIV/AIDS yang dibuka secara resmi oleh Kadep Bangdiklat Kolonel Laut (K) dr. Andi Abdullah, Sp.OT., M.M mewakili Kepala RSPAL dr. Ramelan. Pelatihan berlangsung selama tiga hari mulai tanggal 30 Maret hingga 1 April 2022 dan diikuti sebanyak 42 peserta yang terdiri dari 40 personel dari RSPAL dr. Ramelan baik tenaga medis, paramedis, tenaga kesehatan lainnya dan tenaga non medis serta 2 personel paramedis dari Rumkit Tk. III Brawijaya Kodam V Brawijaya.
Kepala RSPAL dr. Ramelan Laksamana Pertama TNI dr. Gigih Imanta J., Sp.PD., Finasim., M.M., dalam sambutan tertulisnya dalam acara pembukaan pelatihan yang dibacakan Kadep Bangdiklat Kolonel Laut (K) dr. Andi Abdullah, Sp.OT., M.M., menyampaikan bahwa maksud dan tujuan diselenggarakannya pelatihan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan dan peran serta tenaga kesehatan dalam pelaksanaan layanan pengendalian HIV/AIDS secara berkesinambungan dan komprehensif khususnya terkait PITC (Provider Initiated Test Counselling) HIV/AIDS di RSPAL dr. Ramelan.
“Saya berharap, melalui pelatihan ini para peserta mampu berperan serta dalam mencegah penularan dan menanggulangi permasalahan yang timbul agar tidak semakin banyak prajurit dan masyarakat yang terpapar virus HIV dan para peserta nantinya dapat menganalisa perkembangan dan hambatan dari pengendalian kasus HIV/AIDS melalui data yang ada,” ditambahkan Kadep Bangdiklat.
Pelaksanaan pelatihan PITC HIV ini menerapkan metode pembelajaran teori, tanya jawab, diskusi maupun praktik yang dilaksanakan secara luring dengan tetap menerapkan disiplin protokol kesehatan.